Selasa, 30 Juni 2015

Profil Museum Surabaya



Museum Surabaya diresmikan pada tanggal 3 Mei 2015 oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Gedung ini menyimpan koleksi yang berkaitan dengan kota surabaya dan hubungan dengan sejarah Gedung Siola.

Di dalam Museum Surabaya, dipamerkan berbagai macam alat pemadam kebakaran yang digunakan pada saat Siola Terbakar pada Tahun 1987. Di dalamnya juga dipamerkan koleksi alat kesehatan, Meriam Tempur Peninggalan kerajaan Majapahit.







Gedung ini juga menyimpan Alat Transportasi Surabaya jaman dahulu, Bemo, Bajaj, dan Becak.
disamping itu, ada arsip-arsip dan buku kuno tentang orang-orang yang dimakamkan di Kembang Kuning, Surabaya.

Sumber: http://travel.tempo.co/read/news/2015/05/03/203663022/risma-resmikan-museum-surabaya-di-gedung-siola

Sejarah Gedung Siola


Inilah gedung terindah di Surabaya tahun 1924

Pada tahun 1924 Residen Surabaya, WP Hillen mendapat album kenangan yang berisi foto-foto gedung di Surabaya pada masanya. Ini salah satu dari 70 foto (diambil tahun 1922 dan 1924) yang ada dalam album berjudul “Memories of Surabaya” tersebut. Album dapat di lihat lengkap di KITLV dengan memasukkan nomor album 19 di advance search KITLV.
Kutipan artikel koran The Straits Times diatas sekaligus memberi kita informasi penting mengenai kapan gedung baru Siola ini ditempati dan dibuka yaitu tahun 1923.
Jika kita melihat koleksi foto-foto lama Surabaya, ada satu kelompok foto yang menampilkan gedung-gedung di Surabaya dengan sudut pengambilan yang profesional dan dapat diduga diambil ketika gedung tersebut sudah tuntas dibangun dan akan diresmikan. Gedung Siola ini pun memiliki foto tersebut, foto berikut diduga kuat merupakan foto yang diambil ketika Toko Whiteaway Laidlaw dibuka. Dengan melihat detil foto dimana toko dipasang poster dan spanduk besar-besar dan kemudian membandingkan dengan foto dari album Memories of Surabaya diatas yang menampilkan situasi toko dalam keadaan “normal”, inilah foto pembukaan yang diambil van Ingen itu.

Gedung toko serba ada Whiteaway Laidlaw ketika dibuka tahun 1923 karya van Ingen

Foto dari KITLV dengan angka tahun perkiraan 1910. Di foto ini Ingen melakukan editing dimana kabel listrik dan tram dihapus demi keindahan (Tram listrik belum masuk tahun 1910!) . Dengan artikel The Straits Times diatas kita boleh yakin bahwa KITLV salah memasukan tahun foto.  Bahkan tahun 1910 pun Whiteaway Laidlaw belum masuk Hindia Belanda.
Perusahaan swasta Inggris ini baru membuka cabang di Hindia Belanda tahun 1919 dan satu-satunya hanya di Surabaya (makanya disebut Java Stores). Berikut adalah peta seluruh jaringan toko serba ada Whiteaway Laidlaw di Dunia tahun 1925 dari buku  “The City in Southeast Asia: Pattern, Processes and Policy” (2009) by Peter James Rimmer and Howard Dick. Teknologi Department Store ternyata merupakan teknologi dagang yang baru muncul di pertengahan abad ke-19. Whiteaway sendiri pertama kali didirikan Robert Laidlaw di Calcutta tahun 1879.

Puncak kejayaan era Department Stores ini berakhir dengan dimulainya Perang Dunia II. Whiteaway Laidlaw kehilangan hampir seluruh tokonya: di Hong Kong dijarah tentara Jepang, di Surabaya kena bom tentara Inggris, di Manila hancur total, Kualalumpur dan Singapore juga dijarah Jepang. Di China dengan menangnya komunis Whiteaway tidak bisa melanjutkan bisnisnya. Setelah perang hanya di Hongkong dan Singapore yang bisa kembali bangkit. Itupun menghadapi ancaman era baru retail : era Mall.

Sebelum Siola terkena bom, toko Whiteaway diambil alih oleh Jepang dan tetap menjadi toko serba ada dengan nama Chiyoda.  Masa tiga setengah tahun yang penuh dengan kesulitan itu sepertinya tidak mendukung usaha perdagangan, Jepang sendiri mengarahkan semua sumber daya energinya untuk mencoba bertahan menghadapi sekutu. Seperti juga semua usaha yang diambil alih Jepang, pada masa ini tidak tersisa (atau memang tidak ada) catatan yang melaporkan kinerja usaha.
Paska Jepang menyerah, Surabaya mengalami fase pertempuran yang menentukan sejarah Indonesia. Sementara kota lain menerima kembali kedatangan orang Belanda, Surabaya justru berani melawan pemenang Perang Dunia II : sekutu yang diwakili Inggris. Meskipun perjuangan arek Suroboyo terdesak mundur terus, dalam perjalanan mundur inilah gedung Siola sempat menjadi titik pertahanan. Alasan inilah Siola menjadi salah satu target bom tentara Inggris.

Berikut adalah situasi gedung Siola tahun 1948 yang diambil ketika parade peringatan ulang tahun Putri Juliana. Foto dari KITLV :
Berikut adalah foto dar buku H.W Dick Surabaya “City of Work: A Socioeconomic History, 1900 – 2000″ halaman 13.

“Arek-arek Suroboyo berpawai merayakan Hari Pahlawan 10 November 1950, melewati jalan Tunjungan” (perhatikan kondisi gedung eks Whiteaway Laidlaw atau Toko Chiyoda yang kemudian menjadi Siola. Foto koleksi Arsip Nasional.
Siola baru dibuka kembali tahun 1964, ketika lima pemodal bekerja sama untuk membuka kembali toko serba ada. S – oemitro, I -ng Wibisono, O – ng, L – iem dan A- ang.
Seperti disebutkan dalam buku “The City in Southeast Asia: Pattern, Processes and Policy” (2009) by Peter James Rimmer and Howard Dick. 
Sekarang, Gedung tersebut baru saja diresmikan oleh walikota Surabaya Tri Rismaharini sebagai museum Surabaya.






Sumber: http://surabayatempodulu.com/2013/02/ikon-siola/

Alat Pemadam Api

Alat pemadam api adalah alat perlindungan kebakaran aktif yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil, umumnya dalam situasi darurat. Pemadam api tidak dirancang untuk digunakan pada kebakaran yang sudah tidak terkontrol, misalnya ketika api sudah membakar langit-langit. Umumnya alat pemadam api terdiri dari sebuah tabung ber tekanan tinggi yang berisi bahan pemadam api.
Ada dua jenis utama alat pemadam kebakaran : yaitu bertekanan di dalam dan dioperasikan oleh cartridge. Dalam unit bertekanan di dalam, gas penyembur disimpan pada ruang yang sama dengan bahan pemadam kebakaran tersebut. Tergantung pada bahan yang digunakan, jika berbeda maka bahan pendorong yang digunakan juga berbeda. Pada alat pemadam berisi bahan kimia kering, umumnya digunakan nitrogen; alat pemadam air dan busa biasanya menggunakan udara. Alat pemadam api bertekanan di dalam adalah jenis yang paling umum. Sedangkan jenis Alat pemadam yang dioperasikan Cartridge gas penyembur berisi dalam cartridge yang terpisah yang harus ditekan lebih dulu sebelum mengalir keluar, mendorong bahan pemadam.
Jenis ini tidak seperti biasa, digunakan terutama untuk fasilitas industri, di mana memerlukan penggunaan dengan kemampuan yang lebih tinggi dari yang biasa. serta memiliki keuntungan karena lebih sederhana sehingga memungkinkan pemakai untuk cepat melaksanakan pemadaman, hingga mampu mengendalikan api dalam kurun waktu yang cepat. Tidak seperti jenis bertekanan di dalam yang menggunakan nitrogen, alat pemadam ini menggunakan pendorong karbon dioksida bukan nitrogen, meskipun model cartridge nitrogen juga kadang digunakan pada temperatur rendah.
Jenis alat pemadam yang digunakan di seluruh dunia dioperasikan oleh Cartridge tersedia dalam bahan kimia kering dan jenis serbuk kering serta berbahan basah seperti air, busa, kimia kering (kelas ABC dan BC), dan bubuk kering (kelas D) .
Alat Pemadam api selanjutnya terbagi lagi menjadi pemadam genggam portable yang juga disebut alat pemadam genggam dengan berat antara 0,5-14 kilogram (1 sampai 30 pon), karena mudah dibawa dengan tangan. berikutnya adalah Alat pemadam api beroda biasanya memiliki berat badan 23 + kilogram (50 + pound). Model beroda ini yang paling sering ditemukan di lokasi bangunan, bandar udara, heliports, Serta Dok dan pelabuhan.

Mesin Rontgen

 Sinar-X (atau X-ray) telah ditemui oleh seorang Profesor Fizik berbangsa Jerman yang bertugas di Universiti Wurzburg, Bavaria, Wilhelm Conrad Röntgen pada 8hb November, 1895. Beliau mendapati sinar ini mempunyai kebolehan menakjubkan yaitu menghasilkan imej di atas filem fotografi setelah menembusi tisu, pakaian dan logam.

Menerusi kajiannnya, Roentgen mendapati hablur garam barium platinosianida bersinar apabila di letakkan berdekatan dengan tube sinar katoda yang ditutup. Ia juga mendapati plat foto yang ditutup diletakan berdekatan dengan sinar katoda akan menjadi hitam. Dari sini kesimpulan dapat di buat bahawa sinar-X tidak boleh dilihat, bergerak dalam garis lurus dan mempunyai daya penembusan yang tinggi, yaitu dapat menembusi objek yang legap bagi sinar cahaya biasa. Wilhelm Conrad Röntgen yang  lahir pada 25 Mar 1845 adalah yang pertama menemukan sinar-X.

Selepas itu, Roentgen menunjukkan sinar ini datang dari dinding kaca berpendaflour cahaya apabila sinar katoda terkena padanya. Untuk mengesahkan penemuan ini, beliau telah menjalankan satu eksperimen ringkas. Dalam eksperimen ini beliau meletakkan satu screen yang di lapisi dengan barium platinosianida dalam lintasan sinar-X. screen ini akan bersinar apabila terkena pada sinar-X. Dengan meletakkan tangan beliau diantara tube sinar katoda dan screen, satu bayang tangan dengan tulang-tulang di dalamnya jelas kelihatan dalam screen ini. Ini dapat membuktikan bahwa sinar-X yang keluar dari tube sinar katoda mempunyai daya penembusan yang tinggi.


Dalam ilmu kedokteran, sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang, gigi serta organ tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada tubuh pasien.
Biasanya, masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan ‘’FOTO RONTGEN’’. Selain bermanfaat, sinar x mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu apabila di gunakan secara berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya, misalnya kanker. Oleh sebab itu para dokter tidak menganjurkan terlalu sering memakai ‘’FOTO RONTGEN’’ secara berlebihan.


KEGUNAAN SINAR X

Pengobatan

    Sinar-X lembut digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar-X boleh menembusi badan manusia tetapi diserap oleh bahagian yang lebih tumpat seperti tulang. Gambar foto sinar-X digunakan untuk mengesan kecacatan tulang, mengesan tulang yang patah dan menyiasat keadaan organ-organ dalam badan.
    Sinar-X keras digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanser. Kaedah ini dikenal sebagai radioterapi



Perindustrian Dalam bidang perindustrian, sinar-X boleh digunakan untuk,

    Mengesan kecacatan dalam struktur binaan atau bagian-bagian dalam mesin dan enjin.
    menyiasat rekahan dalam paip logam, dinding konkrit dan dandang tekanan tinggi.memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.

Penyelidikan

    Sinar-X digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan jarak pemisahan antara atom-atom dalam      suatu bahan hablur.
    menyiasat rekahan dalam paip logam, dinding konkrit dan dandang tekanan tinggi.memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.
    Sinar-X digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan jarak pemisahan antara atom-atom dalam      suatu bahan hablur.

Sejarah Bajaj

Bajaj (biasa dibaca "ba-jai") merupakan kendaraan beroda tiga yang banyak digunakan di Jakarta. Bajaj diketahui berasal dari India. Nama bajaj sendiri sebenarnya merupakan merek salah satu perusahaan otomotif di India, Bajaj Auto. Belakangan, karena diketahui sebagai sumber polusi, bajaj di Jakarta akan segera diganti dengan kendaraan mini lainnya, contohnya seperti Kancil.

Bajaj beroda tiga, satu di depan dan dua di belakang. Untuk di Jakarta, warna bajaj adalah seragam, yaitu oranye. Di pintu depan bajaj, biasanya tertulis daerah operasi bajaj, yang biasanya terbatas pada satu kotamadya saja.

Kapasitas penumpang bajaj adalah dua, atau ditambah satu anak kecil, yang semuanya akan duduk di belakang supir bajaj. Suara bajaj sangatlah memekakkan telinga. Namun, karena fisiknya yang relatif kecil, bajaj dapat diandalkan untuk menerobos kemacetan ibu kota.

Sejarah Bemo

Bemo adalah singkatan dari "becak motor" dan merupakan kendaraan bermotor roda tiga
yang biasanya digunakan sebagai angkutan umum di Indonesia. Bemo mulai dipergunakan di Indonesia pada awal tahun 1962, pertama-tama di Jakarta dalam kaitannya dengan Ganefo.


Belakangan kehadiran bemo dimaksudkan untuk menggantikan becak. Namun rencana ini tidak berhasil karena kehadiran bemo tidak didukung oleh rencana yang matang. Bemo tidak hanya hadir di Jakarta, melainkan juga di kota-kota lain seperti di Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Padang, Denpasar, dll. karena kendaraan ini sangat praktis dan mampu menjangkau jalan-jalan yang sempit, dan dapat melaju jauh lebih cepat daripada becak.
Armada bemo yang masih beroprasi di beberapa wilayah Jakarta
Bemo yang mulanya beroperasi seperti taksi, belakangan dibatasi daerah operasinya di rute-rute tertentu saja, dan akhirnya disingkirkan ke rute-rute kurus yang tak disentuh oleh bus kota. Di Jakarta, bemo mulai disingkirkan pada 1971, disusul oleh Surabaya dan Malang pada tahun yang sama. Pada 1979, Pemerintah Daerah Surakarta mengambil langkah yang sama.

Di negara asalnya, Jepang, konon bemo tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai angkutan manusia, melainkan sebagai angkutan barang. Akibatnya, ketika dipasangkan tempat duduk, ruangan yang tersedia pun sebetulnya sangat sempit. Apalagi biasanya bemo digunakan untuk mengangkut paling kurang 8 penumpang, enam di bagian belakang, dua di depan, termasuk sang pengemudi. Karena itu penumpang di bagian belakang seringkali harus beradu lutut, duduk berdesak-desakan. Namun akibatnya, menumpang bemo dapat menimbulkan kenangan manis tersendiri, khususnya bagi mereka yang bertemu jodohnya di bemo.

Ketika pabriknya di Jepang, tempat asal bemo, tidak lagi memproduksi suku cadangnya, bemo di Indonesia masih mampu bertahan karena ternyata banyak bengkel yang mampu membuat suku cadang tiruannya.Saat ini bemo sudah banyak dihapuskan dari program angkutan kota karena dianggap sudah terlalu tua, tidak aman lagi dan asapnya menyebabkan polusi. Namun di berbagai tempat bemo masih mampu bertahan dan sulit dihapuskan.

Sejarah Becak


Becak pertama kali ditemukan di Jepang secara kebetulan saja. Tahun 1869, seorang pria Amerika yang bernama Goble dan menjabat pembantu di Keduataan Besar Amerika Serikat di Jepang berjalan-jalan menikmati pemandangan kota Yokohama. Suatu ketika ia berpikir, bagaimana cara istrinya yang kakinya cacat bisa ikut berjalan-jalan ? Tentu diperlukan sebuah kendaraan, pikirnya. Kemudian mulailah ia menggambar kereta kecil tanpa atap diatas secarik kertas. 
Rancangan tersebut ia kirimkan kepada sahabatnya yang bernama Frank Pollay. Pollay membuatnya sesuai dengan rancangan Goble lalu membawanya ke seorang pandai besi bernama Obadiah Wheeler. Dari gambar yang telah disempurnakan itu kemudian dibuatlah becak.
Orang-orang Jepang yang melihat kendaraan pribadi yang ditarik manusia itu, menamakannya "jinrikisha". "Jin" artinya "Orang", "riki" artinya "Tenaga", dan "sha" artinya "Kendaraan", yang kalau digabung artinya "Kendaraan Tenaga Manusia".
Penarik jinrikisha menarik perhatian masyarakat Jepang pada waktu itu, khususnya para bangsawan. Namun pada tahun 1950-an becak yang ditarik manusia ini mulai menghilang dari bumi Jepang.
Pada tahun 1900-an jinrikisha akhirnya diketahui juga oleh masyarakat Tiongkok. Hingga dalam waktu singkat jinrikisha dikenal sebagai kendaraan pribadi kaum bangsawan dan kendaraan umum di Tiongkok. Kendaraan ini dalam bahasa Inggris diberi nama rickshaw, sementara penghelanya dinamakan hiki. Mulai 1970, para aktivis kemanusiaan melarang rickshaw beroperasi di seluruh jalan-jalan di negeri Tiongkok. Sementara jinrikisha di Jepang sebelumnya sudah lama dilarang.
Perkembangan Becak di Berbagai Negara
Pada tahun 1930-an becak berkembang di India dan Pakistan. Dan awal tahun 1940-an becak mulai dikenal di Singapura, Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Berbeda dengan jinrikisha dan rickshaw yang beroda dua dengan ban mati, becak yang dikembangkan di Asia Tenggara sudah lebih modern. Rodanya tiga dan menggunakan ban angin, mengemudikannya di kayuh dengan kedua kaki. Becak tersebut berkembang dengan cepat karena dirasakan manfaatnya besar bagi orang kaya setelah itu. 
Bahkan dibeberapa negara Eropa juga memiliki becak yang didesign dengan lebih rapi dan menarik. Namun becak-becak tersebut tetap mempertahankan prinsip kerjanya yakni dengan jalan di kayuh. Becak-becak ini banyak digunakan sebagai kendaraan wisata. (sumber : Wikibook "Profil Becak")